Ada anak yang kini merasa dirinya sudah mapan. Telah memiliki penghasilan, mampu berdiri sendiri, dan merasa tak lagi perlu dinasihati. Ia lupa… ada seorang wanita yang dulu terjaga di malam-malam panjang, menahan kantuk demi memastikan tidurnya nyenyak.
Dialah ibu — sosok yang cintanya tak pernah berhenti, meski sering tersakiti oleh sikap anaknya sendiri. Ia tetap menengadahkan tangan dalam doa panjang, sementara sang anak tenggelam dalam hiruk-pikuk dunia yang memperdayanya.
Wahai anak, sadarlah — tak ada kasih yang lebih tulus dari cinta ibumu. Ia meneteskan air mata dalam diam saat engkau tak membalas pesannya, ia menahan rindu ketika engkau pulang tanpa menyapanya, dan ia terus memohon keselamatanmu, bahkan saat hatinya kau lukai.
Namun suatu saat… akan tiba masa ketika yang bisa kau temui hanyalah gundukan tanah dingin. Saat lidahmu gemetar mengucap, “Andai aku masih punya waktu untuk meminta maaf…” Tapi semuanya telah terlambat.
🌿 Rasulullah ﷺ bersabda:
"Ridha Allah bergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah bergantung pada murka orang tua."
(HR. Tirmidzi)
Maka wahai anak, sebelum waktu menutup kesempatan, peluklah ibumu hari ini. Kecup tangannya yang mulai keriput. Ucapkan terima kasih atas segala cinta dan pengorbanannya. Sebab ketika ia telah tiada, barulah engkau akan menyadari — kasih seorang ibu takkan pernah tergantikan oleh apa pun di dunia ini.
Penulis: Ustadzah Dewi Ilmiatul Ma'rifah
0 Komentar