Laporkan Penyalahgunaan

Mengenai Saya

Cari Blog Ini

Profil Majelis

Majelis IKWANHA
Profil Majelis

Tentang Profil Majelis

Sepulang dari pondok pada tahun 2006, Ustadzah Dewi Ilmiah tidak menghentikan pengabdiannya dalam dunia pendidikan Islam. Beliau tetap melanjutkan aktivitas mengajar di pondok putri dengan berangkat dari rumah setiap harinya. Waktu luang di luar kegiatan mengajar beliau isi dengan berbagai aktivitas ibadah, sebagaimana yang telah menjadi kebiasaannya semasa mondok. Di rumah, selepas salat Maghrib, beliau pun senantiasa meluangkan waktu untuk membaca Al-Qur’an.

Awal mula perjalanan mendidik santri dimulai dengan satu orang saja—adik beliau sendiri, M. Bagus Maulana. Berawal dari rasa prihatin karena sang adik, meskipun rutin mengikuti pengajian di TPQ kampung, masih belum mampu membaca Al-Qur’an dengan lancar. Dari situlah, Ustadzah Dewi Ilmiah memutuskan untuk mengajarinya sendiri di rumah. Tak disangka, teman-teman sang adik pun mulai ikut belajar, hingga jumlah santri terus bertambah dan mencapai 17 orang.

Ustadzah Dewi Ilmiah masih mengenang masa-masa itu, ketika kegiatan mengaji berlangsung dalam segala keterbatasan. Tak ada karpet, tak ada perlengkapan khusus—para santri belajar dengan duduk langsung di atas lantai keramik. Namun demikian, semangat mereka tidak surut; suasana mengaji tetap hidup dan menyenangkan. Ruang tengah rumah menjadi tempat belajar utama. Seiring bertambahnya santri, ruang tamu pun ikut dimanfaatkan, bahkan sampai keluarga kesulitan menerima tamu karena seluruh ruangan telah dipenuhi oleh para pencari ilmu.

Dari banyaknya momen yang dilalui, yang paling membekas di hati adalah besarnya dukungan dari kedua orang tua beliau. Meski setiap hari rumah dipenuhi suara riuh para santri yang mengaji, mereka tidak pernah merasa terganggu. Ibu beliau bahkan dengan sabar mengasuh anak dan adik Ustadzah Dewi Ilmiah—yang masih balita—di dalam kamar sempit berukuran 2x3 meter, agar tidak mengganggu jalannya pengajian.

Perjalanan ini tentu tidak selalu mudah. Tantangan datang, termasuk ujian berupa fitnah kepada beliau dan keluarga saat mulai menerapkan kedisiplinan dan tata tertib bagi para santri. Namun, dengan ketelatenan dan ketulusan hati, akhirnya Allah memberikan jawaban: hanya santri yang benar-benar tulus ingin belajar yang bertahan dan aktif mengikuti pengajian.

Seiring waktu, keberkahan mulai terasa. Orang tua beliau mendapatkan rezeki berupa sebidang tanah di belakang rumah, yang kemudian diwakafkan sepenuhnya sebagai tempat belajar para santri. Melalui proses penuh adab, Ustadzah Dewi Ilmiah sowan kepada Yai Mahmud untuk memohon nama bagi tempat mengaji tersebut, dan diberilah nama: Majelis Nurul Hikmah.

Pembangunan tempat mengaji pun dimulai secara bertahap, semata-mata bermodal keyakinan kepada Allah SWT. Tidak ada pencarian dana dari luar; segalanya dijalani dengan keikhlasan, langkah demi langkah, seraya menyerahkan hasil sepenuhnya kepada kehendak Allah.

Dari sinilah cikal bakal berdirinya Majelis Nurul Hikmah, sebuah lembaga pendidikan Islam berbasis kepesantrenan yang kini terus berkembang. Majelis ini menaungi dua unit pendidikan utama, yakni Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dan Madrasah Diniyah, yang mengedepankan pendekatan pembelajaran khas pesantren.

Dalam proses pembelajarannya, Majelis Nurul Hikmah menggunakan metode Bil-Qolam sebagai metode membaca Al-Qur’an, serta metode al-Miftah sebagai pendekatan awal dalam pengajaran ilmu Nahwu. Adapun kitab-kitab yang digunakan dalam Madrasah Diniyah menyesuaikan dengan kurikulum pesantren, seperti Alala, Mabadi’ Fiqh, Tajwid, Washoya al-Abaa’ Lil Abna’, Pegon Praktis al-Miftah Pemula, dan kitab-kitab dasar lainnya.

Struktur jenjang kelas terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu: TPQ (Pra Jilid, Jilid 1 hingga Jilid 4), Madin Ula, dan Madin Wustho. Para santri dibimbing secara intensif mengikuti kurikulum yang disusun secara mandiri oleh Majelis Nurul Hikmah, mengintegrasikan metode Bil-Qolam dan al-Miftah sebagai fondasi. Untuk memastikan kualitas pembelajaran, para pengajar telah mengikuti pembinaan dan sertifikasi metode Bil-Qolam serta al-Miftah dari pusat.

Sebagai bentuk legalitas kelembagaan, Majelis Nurul Hikmah telah resmi terdaftar di SIPDAR-PQ Kementerian Agama Republik Indonesia dengan Nomor Statistik 411325073724. Ini menjadi bukti bahwa lembaga ini tidak hanya tumbuh dari semangat pengabdian, tetapi juga berkomitmen terhadap tata kelola pendidikan yang profesional dan terstruktur.

Selain kegiatan pembelajaran harian, Majelis Nurul Hikmah juga menyelenggarakan program-program bulanan seperti Jam’iyyah, yakni perkumpulan santri dalam kegiatan pembacaan burdah, tahlil, serta pengkajian kitab bersama pengasuh. Ada pula pengajian dan rapat rutin bersama IKWANHA (Ikatan Wali Santri Nurul Hikmah). Sementara itu, program tahunan meliputi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Hari Santri, peringatan hari besar Islam, ziarah wali, dan kegiatan lainnya yang membentuk karakter dan spiritualitas santri secara menyeluruh.

Wallahu Ta’alaa A’lamu Bisshowwab…

: